DETEKTOR DAN COMPARATOR
DETEKTOR NON-INVERTING DENGAN VREF = -
Dalam sistem elektronika, detektor merupakan salah satu rangkaian penting yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan sinyal dengan membandingkan nilai input terhadap nilai referensi tertentu. Salah satu jenis rangkaian detektor yang umum digunakan adalah detektor non-inverting, yang berbasis pada konfigurasi penguat operasional (op-amp) non-inverting sebagai komparator. Dalam konfigurasi ini, sinyal input diberikan pada terminal non-inverting (+), sedangkan terminal inverting (-) terhubung ke tegangan referensi (Vref).
Detector non-inverting adalah salah satu jenis rangkaian elektronik yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur sinyal yang datang dari suatu sumber. Dalam kebanyakan aplikasi, detektor ini digunakan untuk mendeteksi atau mengukur sinyal analog seperti tegangan atau arus. Detektor non-inverting memiliki beberapa keunggulan, termasuk kestabilan, keakuratan, dan kehandalan yang tinggi dalam mengukur sinyal. Dalam pendahuluan ini, kita akan membahas tentang prinsip dasar dan aplikasi dari detektor non-inverting dengan menggunakan referensi tegangan negatif (Vref = -).
- Memahami tentang penggunaan MQ-2 Gas Sensor, Flame Sensor, dan Flex Sensor sebagai Pendeteksi Kebakaran di Dapur
- Mengenali berbagai komponen yang ada pada pendeteksi kebakaran yang disimulasikan di proteus
- Mampu menggunakan proteus dan pengaplikasiannya untuk mendeteksi kebakaran
- Mampu merancang rangkaian simulasi pendeteksi kebakaran tersebut dan mensimulasikannya pada proteus
- Multimeter
3.2 BAHAN
· Baterai
Spesifikasi:
- Op- Amp
Spesifikasi:
- Switch
Pinout:
Spesifikasi:
- MQ-2 Gas Sensor
Sensor gas adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi adanya gas atau konsentrasi gas pada suatu tempat. Berdasarkan konsentrasi gas, sensor akan menghasilkan perbedaan potensial yang sesuai dengan cara mengubah resistansi material di dalam sensor sehingga dapat diukur sebagai tegangan keluaran. Berdasarkan besarnya nilai tegangan keluaran ini dapat diperkirakan berapa konsentrasi gas yang ada.
Pinout:
- Pin 1 merupakan heater internal yang terhubung dengan ground.
- Pin 2 merupakan tegangan sumber (VC) dimana Vc < 24 VDC.
- Pin 3 (VH) digunakan untuk tegangan pada pemanas (heater internal) dimana VH = 5VDC.
- Pin 4 merupakan output yang akan menghasilkan tegangan analog.
- Catu daya pemanas : 5V AC/DC
- Catu daya rangkaian : 5VDC
- Range pengukuran : 200 - 5000ppm untuk LPG, propane 300 - 5000ppm untuk butane 5000 - 20000ppm untuk methane 300 - 5000ppm untuk Hidrogen
- Keluaran : analog (perubahan tegangan)
- Flame Sensor
Flame Sensor adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi dapat mendeteksi nyala api dengan panjang gelombang 760nm – 1100nm. Sensor nyala api ini mempunyai sudut pembacaan 60 derajat, dan beroperasi pada suhu -25 derajat -85 derajat.
- Flex Sensor
- Relay
- Potensiometer
- Motor DC
- Buzzer
Penguat operasional (Op-Amp) merupakan komponen elektronika analog yang sering digunakan dalam berbagai konfigurasi rangkaian, salah satunya sebagai komparator. Dalam konfigurasi komparator, op-amp berfungsi untuk membandingkan dua tegangan: tegangan input (Vin) dan tegangan referensi (Vref).
Pada detektor non-inverting, sinyal masukan diberikan ke terminal non-inverting (+), sedangkan terminal inverting (–) terhubung ke tegangan referensi (Vref). Op-amp akan membandingkan kedua tegangan tersebut dan menghasilkan output logika:
-
Jika Vin > Vref, maka output op-amp akan menjadi tinggi (mendekati +Vcc).
-
Jika Vin < Vref, maka output akan menjadi rendah (mendekati 0V atau –Vcc tergantung konfigurasi catu daya).
Ketika Vref bernilai negatif, maka ambang batas deteksi berada di bawah 0 volt. Artinya, sinyal input harus melampaui nilai negatif tersebut agar output berubah dari rendah ke tinggi. Hal ini memungkinkan detektor digunakan untuk mendeteksi sinyal yang masih berada dalam wilayah tegangan negatif atau nol kecil.
Konfigurasi ini sangat berguna dalam berbagai aplikasi seperti:
-
Sistem pendeteksi tegangan rendah
-
Pengaman rangkaian dari tegangan drop
-
Sistem pengendali otomatis yang memerlukan keputusan berdasarkan nilai ambang
Secara sederhana, prinsip kerja detektor non-inverting ini bergantung pada sifat op-amp sebagai pembanding ideal yang memiliki penguatan sangat tinggi, sehingga perubahan kecil antara Vin dan Vref dapat menghasilkan perubahan signifikan pada output.
Detektor non-inverting bekerja berdasarkan prinsip perbandingan tegangan antara input (Vin) dan tegangan referensi (Vref) pada op-amp yang dikonfigurasi sebagai komparator. Dalam konfigurasi ini, Vin diberikan pada terminal non-inverting (+), sedangkan Vref diberikan pada terminal inverting (–). Karena op-amp memiliki penguatan tegangan yang sangat besar, maka output akan berubah drastis tergantung pada selisih antara Vin dan Vref, sesuai dengan kondisi berikut:
Jika Vin > Vref, maka output op-amp akan berada dalam kondisi logika tinggi (mendekati +Vcc).
Jika Vin < Vref, maka output op-amp akan berada dalam kondisi logika rendah (mendekati 0V atau –Vcc, tergantung catu daya op-amp).
Ketika Vref diberikan dengan nilai negatif, maka sinyal input harus melebihi tegangan negatif tersebut agar output berubah menjadi tinggi. Misalnya, jika Vref = –2V, maka output hanya akan menjadi tinggi ketika Vin lebih besar dari –2V. Dengan demikian, rangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi ambang batas negatif, di mana output akan berubah status saat sinyal input melewati batas tertentu yang ditentukan oleh Vref.
Penggunaan detektor non-inverting dengan tegangan referensi negatif memiliki beberapa tantangan atau masalah yang perlu diperhatikan, di antaranya:
Kesalahan Deteksi pada Nilai Tegangan Mendekati Nol Ketika nilai Vin mendekati nol dan Vref bernilai negatif, perbedaan tegangan yang kecil bisa menyebabkan op-amp sangat sensitif terhadap noise atau fluktuasi kecil, sehingga memicu output berubah secara tidak stabil.
Ketergantungan pada Catu Daya Simetris Rangkaian ini sering kali membutuhkan catu daya simetris (misalnya ±12V) agar op-amp dapat beroperasi optimal dengan Vref negatif. Jika hanya menggunakan catu daya tunggal (misalnya 0V dan +12V), maka penggunaan Vref negatif menjadi sulit atau membutuhkan tambahan rangkaian.
Perlu Kalibrasi yang Tepat Pemilihan nilai Vref harus sangat tepat agar sesuai dengan titik ambang yang diinginkan. Jika tidak, sistem bisa gagal mendeteksi sinyal secara akurat atau menghasilkan output yang salah.
Ketidaksempurnaan Op-Amp Nyata Op-amp ideal akan menghasilkan output logika tinggi atau rendah dengan perubahan sekecil apa pun antara Vin dan Vref. Namun, pada kenyataannya, op-amp memiliki keterbatasan seperti offset voltage, slew rate, dan input bias current yang dapat memengaruhi akurasi deteksi.
Pengaruh Gangguan Luar (Noise)
Tegangan input yang lemah atau nilai referensi yang sangat kecil (negatif) dapat membuat rangkaian rentan terhadap gangguan elektromagnetik atau noise dari lingkungan sekitar, yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan.
Diket : Sebuah rangkaian detektor non-inverting menggunakan op-amp dengan catu daya ±12V. Tegangan referensi (Vref) diberikan sebesar –2V pada terminal inverting (–), dan sinyal input (Vin) diberikan pada terminal non-inverting (+).
Ditanya : Tentukan output op-amp (Vout) dalam kondisi berikut!
a) Vin = –3V
b) Vin = –2V
c) Vin = –1V
d) Vin = 0V
e) Vin = +1V
Gunakan prinsip dasar komparator:
Jika Vin > Vref, maka Vout = +Vcc (≈ +12V)Jika Vin < Vref, maka Vout = –Vcc (≈ –12V)
Jawab :
Vref = –2V
Vcc = ±12V
Gunakan rumus logika komparator:
Jawaban:
a) Vin = –3V → –3V < –2V → Vout = –12V
b) Vin = –2V → –2V = –2V → Di kondisi ideal, saat sama, output bisa tidak stabil, tapi umumnya dianggap Vout = –12V
c) Vin = –1V → –1V > –2V → Vout = +12V
d) Vin = 0V → 0V > –2V → Vout = +12V
e) Vin = +1V
→ +1V > –2V → Vout = +12V
Prinsip Kerja: Tegangan input berupa gelombang segitiga dan tegangan referensi Vref<0 , dengan menggunakan persamaan V0= Vi-(-Vref), sehingga didaptakan bentuk gelombang input seperti rangkaian diatas, dengan Vi>0 maka V0= +Vsat dan sebaliknya.
B) Rangkaian Aplikasi Detector Non Inverting Vref -
1. MQ-2 Gas sensor
Prinsip Kerja :
Ketika terjadi kebocoran Gas LPG maka sensor gas mq-2 akan mendeteksi adanya Gas LPG, sehingga sensor berlogika satu dan membuat arus mengalir ke kaki non inverting vref+ . Pada Aplikasi Pendeteksi Kebakaran di Dapur, rangkaian yang dipakai adalah rangkaian detektor non inverting, dimana pada rangkaian detektor non inverting itu terdapat tegangan referensi yang dapat diatur menggunakan potensiometer. Awalnya arus dari sensor gas mq-2 menuju ke kaki non inverting vref+ di mana tegangan input bernilai +5 volt. Sedangkan pada kaki inverting tegangan referensi bernilai negative 1,50 volt. Kemudian, di rangkaian detektor non inverting vref+ , terdapat tegangan saturasi yang dimana ketika tegangan input >= tegangan referensi maka output yg dihasilkan adalah +Vsat, namun apabila tegangan input kecil dari tegangan referensi maka outputnya -Vsat, didapat dengan rumus (+-vsat= +-vs+-2) sehingga yang kita dapatkan pada rangkaian ini adalah +vsat karena tegangan input>= tegangan referensi, kita dapatkan +vsat sebesar 4,03 volt.
Kemudian arus menuju ke kaki non inverting vref- di mana tegangan input bernilai +4,03 volt yang berasal dari keluaran detector non inverting vref+. Sedangkan pada kaki inverting tegangan referensi bernilai negative 0,12 volt. Kemudian, di rangkaian detektor non inverting vref- , terdapat tegangan saturasi yang dimana ketika tegangan input >= tegangan referensi maka output yg dihasilkan adalah +Vsat, namun apabila tegangan input kecil dari tegangan referensi maka outputnya -Vsat, didapat dengan rumus (+-vsat= +-vs+-2) sehingga yang kita dapatkan pada rangkaian ini adalah +vsat karena tegangan input>= tegangan referensi, kita dapatkan +vsat sebesar 3,89 volt.
Ketika kebocoran gas menyebabkan kebakaran , maka flame sensor akan mendeteksi adanya api sehingga logicstate akan berlogika satu, membuat arus mengalir ke kaki non inverting vref+ . Pada Aplikasi Pendeteksi Kebakaran di Dapur, rangkaian yang dipakai adalah rangkaian detektor non inverting, dimana pada rangkaian detektor non inverting itu terdapat tegangan referensi yang dapat diatur menggunakan potensiometer. Awalnya arus dari sensor gas flame menuju ke kaki non inverting vref+ di mana tegangan input bernilai +5 volt. Sedangkan pada kaki inverting tegangan referensi bernilai negative 1,50 volt. Kemudian, di rangkaian detektor non inverting vref+ , terdapat tegangan saturasi yang dimana ketika tegangan input >= tegangan referensi maka output yg dihasilkan adalah +Vsat, namun apabila tegangan input kecil dari tegangan referensi maka outputnya -Vsat, didapat dengan rumus (+-vsat= +-vs+-2) sehingga yang kita dapatkan pada rangkaian ini adalah +vsat karena tegangan input>= tegangan referensi, kita dapatkan +vsat sebesar 4,03 volt.
Kemudian arus menuju ke kaki non inverting vref- di mana tegangan input bernilai +4,03 volt yang berasal dari keluaran detector non inverting vref+. Sedangkan pada kaki inverting tegangan referensi bernilai negative 0,07 volt. Kemudian, di rangkaian detektor non inverting vref- , terdapat tegangan saturasi yang dimana ketika tegangan input >= tegangan referensi maka output yg dihasilkan adalah +Vsat, namun apabila tegangan input kecil dari tegangan referensi maka outputnya -Vsat, didapat dengan rumus (+-vsat= +-vs+-2) sehingga yang kita dapatkan pada rangkaian ini adalah +vsat karena tegangan input>= tegangan referensi, kita dapatkan +vsat sebesar 3,89 volt.
Ketika kebakaran terjadi, dan jika terdeteksi adanya pembengkokan barang dari logam maka flex sensor akan berlogika satu, membuat arus mengalir ke kaki non inverting vref+ . Pada Aplikasi Pendeteksi Kebakaran di Dapur, rangkaian yang dipakai adalah rangkaian detektor non inverting, dimana pada rangkaian detektor non inverting itu terdapat tegangan referensi yang dapat diatur menggunakan potensiometer. Awalnya arus dari sensor gas mq-2 menuju ke kaki non inverting vref+ di mana tegangan input bernilai +5 volt. Sedangkan pada kaki inverting tegangan referensi bernilai negative 1,50 volt. Kemudian, di rangkaian detektor non inverting vref+ , terdapat tegangan saturasi yang dimana ketika tegangan input >= tegangan referensi maka output yg dihasilkan adalah +Vsat, namun apabila tegangan input kecil dari tegangan referensi maka outputnya -Vsat, didapat dengan rumus (+-vsat= +-vs+-2) sehingga yang kita dapatkan pada rangkaian ini adalah +vsat karena tegangan input>= tegangan referensi, kita dapatkan +vsat sebesar 4,03 volt.
Kemudian arus menuju ke kaki non inverting vref- di mana tegangan input bernilai +4,03 volt yang berasal dari keluaran detector non inverting vref+. Sedangkan pada kaki inverting tegangan referensi bernilai negative 0,07 volt. Kemudian, di rangkaian detektor non inverting vref- , terdapat tegangan saturasi yang dimana ketika tegangan input >= tegangan referensi maka output yg dihasilkan adalah +Vsat, namun apabila tegangan input kecil dari tegangan referensi maka outputnya -Vsat, didapat dengan rumus (+-vsat= +-vs+-2) sehingga yang kita dapatkan pada rangkaian ini adalah +vsat karena tegangan input>= tegangan referensi, kita dapatkan +vsat sebesar 3,89 volt.
Rangkaian Detektor Non-Inverting Dengan Vref = - [Klik Disini]
Rangkaian Aplikasi Detektor Non-Inverting Dengan Vref = - [Klik Disini]
Download Datasheet
- Datasheet voltmeter klik disini
- Datasheet transistor klik disini
- Datasheet osiloskop klik disini
- Datasheet dioda klik disini
- Datasheet baterai klik disini
- Datasheet Op- Amp klik disini
- Datasheet resistor klik disini
Komentar
Posting Komentar